0

JADILAH SEORANG PEMIMPI, SEBELUM MENJADI SEORANG PEMIMPIN

Posted by Unknown on 1/11/2014 08:59:00 PM


          



            Kata Pemimpin mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. What’s the Leader? Yes. Alright, Tentu saja yang terbesit di hati kita adalah orang yang memiliki pangkat atau jabatan tinggi yang mampu mengatur juga mampu dijadikan panutan bagi orang lain yang berada dibawahnya.
            Nah seorang Pemimpin tidak harus memiliki semua hal yang menyangkut materi, kharisma, kecerdasan, dll. Tapi Pemimpin sesungguhnya adalah seseorang yang mampu dijadikan panutan serta mampu memberikan manfaat kepada orang lain.

Siapa Bilang Setiap Orang Tidak Mampu Jadi Pemimpin.?
            Salah besar !! setiap orang berkesempatan 100% untuk menjadi seorang pemimpin. Asalkan, orang tersebut mau terus belajar dan belajar untuk tidak egois. Kenapa disini saya katakan egois ? ya, tidak jarang ketika seseorang telah dianugerai kesempatan untuk menjadi seorang yang mampu menjadi panutan untuk orang lain, ia justru lalai. Bahkan terkesan lupa dengan tugas seorang pemimpin sesungguhnya. yaitu mampu mendengar juga menerima kritik serta saran untuk kepemimpinannya agar mampu menjadi seorang pemimpin yang lebih baik lagi. 

Every Person is a LEADER

            Setiap orang adalah pemimpin. Pemimpin untuk dirinya sendiri. Sebelum seseorang menjadi pemimpin untuk orang lain, ia harus lulus menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri baik dalam lingkup pribadi maupun sosial. Siapa lagi yang mengatur diri ini jika bukan diri kita sendiri?
            Menjadi pemimpin untuk diri sendiri tidaklah mudah. Jika kita menjadi pemimpin tunggal bagi diri kita sendiri tanpa ada kepemimpinan orang lain didalamnya. Tentu saja sulit. Kita akan terus jalan ditempat tanpa ada perubahan dan kemajuan, karena kita enggan mendengarkan nasihat orang lain untuk diri kita. Terlebih lagi pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan akan semakin banyak setiap harinya tanpa adanya awasan dari orang lain. Tapi tentu saja diluar itu semua kita jauh lebih mengerti dan lebih tau tentang diri kita sendiri daripada orang lain. Jadi lakukanlah yang terbaik untuk diri kita, sebelum melakukan yang terbaik untuk orang banyak.
            Sesungguhnya setiap manusia dilahirkan menjadi seorang pemimpin, karena Anda telah menjadi pemenang diantara 200 juta sel sperma dan setiap manusia akan dimintai pertanggung jawabannya atas apa yang  dipimpinnya.
            So, tunggu apa lagi. Belajarlah menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab mulai sekarang.
 
Siapkah Kalian Menjadi Seorang Pemimpin ?
            Seorang pemimpin harus tangguh. Karena ditangannya lah masa depan serta perubahan akan muncul. Awalnya yang terbesit dalam benak saya, jadi seorang pemimpin itu luar biasa nikmatnya. Why ? karena seorang pemimpin hanya duduk manis mendengar semua keluh kesah bawahannya tanpa melakukan suatu tindakan pasti. Namun seiring berjalannya waktu, kini saya mengerti. Bahwa pemimpin itu butuh kesiapan lahir dan batin yang luar biasa. Kesiapan untuk terjun ke lapangan. Menyampaikan apa yang telah menjadi tugasnya dan siap menerima apapun konsekuensinya. Namun terkadang, tidak saja dukungan yang didapatnya. Bisa jadi protes dan ketidaksukaan dari rakyatnya mewarnai kepemimpinannya. Benar-benar besar tanggung jawab seorang pemimpin itu.

 
Pemimpin Itu Berawal Dari Seorang Pemimpi
            You can to be a leader if you want to be a dreamer. Begitu banyak pesan yang saya dengar. Dan itu cukup membuat saya prihatin. Kebanyakan orang tua mengatakan kepada anaknya “jangan kebanyakan bermimpi, mimpi itu tidak akan bisa menjadikan kamu seorang pemimpin!!”. Opini tersebut 70% salah menurut saya. Pemimpin dan pemimpi itu beda tipis. Perbedaannya hanya terletak di huruf “N” dan N disana adalah Niat. Seorang pemimpi bisa jadi seorang pemimpin, asalkan mimpi-mimpi yang mereka miliki menjadikan mereka termotivasi dan memiliki niat untuk terus bangkit dan mau mengejar semua mimpi-mimpi mereka. Arti pemimpi sebenarnya bukan berati seseorang yang setiap waktu hanya menghabiskan waktunya untuk bermimpi tanpa ada niat sedikitpun untuk mampu meraih mimpi-mimpi mereka. Orang yang seperti itulah yang takkan pernah menjadi seorang pemimpin. 

Gantungkan Mimpi Dan Cita - Cita Mu Setinggi Mungkin
            Siapa bilang jika kita terlalu tinggi menggantungkan mimpi dan cita-cita kita, justru akan  membuat kita sakit saat terjatuh dan gagal menggapai mimpi itu. Coba saja kita pikirkan, orang yang menggantungkan cita-cita mereka setinggi-tingginya, saat mereka jatuh, mereka tidak akan langsung merasakan sakitnya terjatuh, tapi mereka akan melayang-layang terlebih dahulu sebelum terjatuh. 


Dibandingkan dengan orang yang tidak mau menggantungkan mimpi mereka setinggi-tingginya. Ketika mereka berusaha menggapainya, dan akhirnya terjatuh. Maka mereka akan langsung merasakan sakit tanpa sempat melayang. Tapi intinya, bukan soal melayang tapi Niat kita untuk terus bangkit dan belajar ketika kita jatuh. Jadilah seorang pemimpi untuk mampu menjadi seorang pemimpin. 

Hari Ini Juga Indonesia Butuh Seorang Pemimpin Yang Lebih Baik, Dan Kalian Lah Kandidatnya !!
            Kita semua adalah para kandidat calon pemimpin Indonesia. Oleh karena itu Niatkan dari sekarang merubah semua mimpi – mimpi kita menjadi nyata. Tentunya tidak harus terjun langsung dalam bidang politik agar bisa masuk ke bursa Capres 2014 ya.!! Melainkan mampu memenuhi tanggung jawab yang diamanatkan untuk kita. Contoh saja, jika kita pelajar. Maka penuhilah tanggung jawab kita sebagai pelajar. Yaitu tekun dan giat belajar agar kelak, jika sudah tiba saatnya, akan ada tanggung jawab besar yang memang pantas diamanatkan kepada kita yang telah mampu memenuhi tugas dan tanggung jawab kita sebelumnya.
            Nah. Menggaris bawahi persoalan kepemimpinan di negara kita tercinta Indonesia ini. Bagaimana menurut kalian ? Saya sempat mengutip dari sebuah surat kabar Online,
           
            “liputan6.com, Jakarta  : Emosi Wakil Gubernur DKI Jakarta semakin diuji. Kali ini terjadi ketika lelaki yang akrab disapa Ahok itu menyatakan lebih mementingkan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien daripada memperbaiki akhlak pejabat atau bawahannya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
pernyataan ini dipaparkan Ahok dalam sebuah seminar kesehatan di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat.”
            Nah jangankan kita yang berdiri sebagai rakyat. Para petinggi-petinggi penting di Indonesia saja sudah bosan dengan sikap kepemimpinan zaman sekarang yang terkesan tidak sesuai dengan tanggung jawab yang diamanatkan oleh rakyat mereka.
            Pemimpin sebenarnya sekali lagi bukan terletak pada jabatan serta atribut yang digunakannya. Melainkan pengakuan dari orang yang dipimpinnya. Pengakuan itu meliputi aspek kepercayaan Rakyat terhadap Pemimpinnya, serta sejauh mana Pemimpin tersebut tangguh menggenggam semua aspirasi rakyat serta merealisasikannya melalui tindakan.
            Saat ini Rakyat membutuhkan seorang Pemimpin yang mampu mencintai Rakyatnya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri. Namun rasanya belum didapati Pemimpin yang seperti itu. Sungguh ironi Negeriku ini.
            Indonesia membutuhkan seorang Pemimpin yang mau berdiri di barisan terdepan, membela rakyatnya sampai titik darah penghabisan. Pemimpin yang tidak terbang saat dipuji dan tidak tumbang saat dicaci.
            Seperti halnya kepemimpinan dalam Islam. Zaman dahulu, ketika Nabi Muhammad Saw. Memimpin. Beliau begitu memperhatikan umatnya. Bahkan baginya, pantang untuk makan jika rakyatnya tidak makan. Subhanallah. Bahkan beliau memperjuangkan umat dan agama Islam sampai melakukan perang pertumpahan darah.
            Disebutkan sebuah kisah pada zaman Rasulullah,

          
            Pada saat itu Nabi Muhammad mendapatkan sebuah wahyu yang isinya disebutkan bahwa agama islam telah sempurna.
            Hal tersebut tertera dalam surat Al-Ma’idah : 3. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
            Seluruh Sahabat Nabi sangat bahagia mendengar hal tersebut. Namun, tidak dengan Abu Bakar As-Shidiq. Beliau justru terlihat bersedih. Lalu salah seorang Sahabat mendekatinya, dan bertanya “Wahai Abu Bakar, mengapa engkau terlihat murung dan bersedih”. Lalu abu bakar menjawab “bagaimana aku tak sedih, dengan telah disempurnakannya agama islam, maka akan muncul berbagai permasalahan – permasalahan baru yang akan terjadi”. 


            Nah, permasalahan seperti apa yang dimaksudkan dalam cerita tersebut ? zaman dahulu ketika Nabi Muhammad menjadi pemimpin, Rakyat patuh dan tunduk terhadap perintahnya. Beliau begitu memperhatikan rakyatnya. Namun sepeninggal Nabi Muhammad, dan kepemimpinan diambil alih oleh para sahabat. Pertentangan semakin banyak terjadi.  
            Apalagi di zaman sekarang ini, bukan hanya pertentangan yang terjadi. Tapi pemimpin yang berkuasa sudah jauh dari kata layak untuk dijadikan sebagai pemimpin. Tidak ada lagi pemimpin yang bisa dijadikan panutan serta mampu memberi petunjuk bagi rakyatnya.
            Seperti yang di jelaskan dalam surat As-Sajdah : 24 “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”
            Nah belajar dari berbagai permasalahan yang kini muncul mengenai kepemimpinan. Masih adakah niat dari hati kecil kita untuk berperan dalam rangka menggerakkan dan merubah negeri kita ini menjadi lebih baik lagi ? saya harap kita semua masih akan terus bermimpi dan berniat mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi nyata. Jadilah pemimpin yang bertanggung jawab dan mampu dijadikan panutan oleh orang - orang yang kita pimpin. Tentunya tetap berkiblat kepada kepemimpinan yang dicontohkan Rasul kita, Nabi Muhammad Saw.
            Tak ada kata terlambat untuk menjadi seorang pemimpin, Bermimpilah, gantungkan mimpi kalian setinggi mungkin. Dan Niatkan untuk menggapai mimpi itu Lewat jalan yang diridhai Allah. You Can !!


Copyright © 2009 My World is Your World All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.